Tak bisa dipungkiri lagi bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan e-commerce tertinggi di dunia. Hal ini tidak lepas dari semakin banyaknya pelaku usaha yang mengembangkan bisnisnya ke arah digital dalam beberapa tahun terakhir. Tingginya pertumbuhan pelaku bisnis online juga dilatarbelakangi oleh semakin bertambahnya pengguna internet di Indonesia.

Kemudahan menjadi kata kunci dari perdaganga elektronik. Salah satunya ditunjang dengan berbagai kemudahan, membuat konsumen seakan tergoda dan gelap mata saat sedang melakukan belanja online. Oleh karena itu, seorang pebisnis online harus memahami apa yang dinamakan dengan strategi penetapan harga psikologis untuk memenangkan persaingan.

Definisi Harga Psikologis

harga psikologis

Sebelum melangkah lebih jauh tentang implementasi strategi penetapan harga psikologis, sebaiknya Anda mengetahui apa yang mendasari lahirnya strategi penetapan harga psikologis. Penetapan harga psikologis tak bisa dijauhkan dari bagaimanana alam bawah sadar manusia bekerja.

Alam bawah sadar seringkali menjadi faktor yang ikut andil dalam menentukan keputusan tindakan seseorang. Termasuk dalam hal ini adalah keputusan belanja. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi alam bawah sadar yang berkaitan dengan belanja adalah harga psikologis, atau psychological pricing.

Baca Juga:

Menentukan Strategi Pemasaran Sebelum Memulai Bisnis

Harga psikologis adalah strategi penetapan harga berdasarkan teori bahwa harga tertentu dapat memberikan dampak psikologis pada seseorang. Biasanya harga harga psikologis dilakukan para pedagang dengan cara menetapkan harga ganjil pada produknya. Harga yang ganjil ini akan memberikan efek pada pembeli bahwa harga yang ditawarkan menjadi sangat murah.

Hal  ini tak lepas dari alam bawah sadar manusia yang memproses harga ganjil daripada harga genap. Selain itu, ada kecenderungan orang akan membulatkan harga ganjil ke digit yang lebih rendah dengan mengabaikan beberapa digit terakhir.

Misalnya, sebuah produk dibanderol dengan harga Rp19.999. Alam bawah sadar seseorang secara cepat akan memproses bahwa harga produk tersebut adalah 19 ribu rupiah. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan orang untuk mengabaikan angka-angka yang ada di digit terakhir. Padahal angkat Rp19.999 jika dibulatkan lebih mendekati 10 ribu rupiah.

Teori Penetapan Harga Psikologis

1. Kerugian terasa lebih berarti daripada keuntungan

Ada kecenderungan bahwa konsumen lebih memikirkan kerugian yang akan diterima daripada keuntungan yang akan mereka dapatkan. Rasa rugi ini akan memberikan efek sakit yang membuat seseorang akan cenderung lebih mudah teringat dan akan menghindari rasa rugi. Hal ini membuat orang akan mencari keuntungan walau sangat sedikit dalam keputusan membeli sesuatu.

2. Konsumen cenderung mengabaikan beberapa digit terakhir pada level harga

harga psikologis

Pada label harga, orang cenderung mengabaikan beberapa digit angka yang tertera pada label harga tersebut. Misalnya pada harga Rp19.999, konsumen cenderung akan mengabaikan tiga digit angka terakhir dan membulatkannya sebagai 19 ribu rupiah. Harga ini membuat konsumen tertarik untuk membeli produk tersebut.

Untuk meningkatkan efektivitas strategi ini, banyak ahli pemasaran yang menyarankan untuk menulis tiga digit terakhir dengan angka berukuran lebih kecil.

3. Menetapkan diskon lain di samping penerapan harga psikologis

Salah satu cara untuk memaksimalkan fungsi dari strategi harga psikologis adalah menggabungkannya dengan diskon yang lain. Penggabungan dua elemen ini akan membuat pembeli kembali berfikir bahwa mereka mendapatkan keuntungan bila membeli produk yang dipasarkan tersebut.

Contohnya, sebagai penjual, Anda bisa menggabungkan harga psikologis dengan promo beli satu gratis satu. Atau juga bisa memberlakukan diskon 50% disamping harga psikologis.

3 Teknik Penetapan Harga Psikologis

Bukan rahasia lagi bahwa seorang pemasar yang sukses dapat menggunakan teknik psikologi untuk menciptakan penjualannya. Ini tak lepas dari beberapa penelitian yang mengkonfirmasi bahwa emosi berperan kuat dalam mempengaruhi keputusan pembelian.

Salah satu faktor psikologis yang sangat mempengaruhi adalah penentuan harga. Penentuan harga berfungsi untuk menarik perhatian dan emosi dari calon konsumen. Berikut ini adalah tiga teknik implementasi strategi penetepan harga yang harus Anda ketahui:

1. Efek Umpan: Perkenalkan harga yang tidak berguna

harga psikologis

Efek umpan adalah istilah pemasaran yang dipopulerkan oleh Jeremy Smith, seorang pakar konversi. Istilah ini mengambil contoh dari harga popcorn yang biasanya ditawarkan di bioskop.

Misalnya sebuah bioskop menawarkan 2 harga popcorn pada pengunjungnya. Yaitu popcorn sedang seharga 35 ribu rupiah, sedangkan popcorn besar dihargai 50 ribu. Alasan rasionalnya adalah pembeli akan memilih popcorn sedang yang dihargai 35 ribu karena merasa tidak butuh popcorn berukuran besar.

Keputusan ini dapat berubah saat opsi ketiga ditawarkan, yaitu menambahkan popcorn dengan ukuran terkecil, dengan selisih harga antara ukuran sedang dan besar hanya 5 ribu rupiah saja. Orang akan lebih tertarik untuk memilih popcorn termahal. Harga tengah tampak tidak berguna. Dalam ilmu psikologi, ini disebut dengan bias kognitif. Yaitu kecenderungan pikiran manusia dalam membuat keputusan pembelian.

2. Menawarkan bundling

Kanca Jejualan, pernahkah Anda mendapatkan powerbank saat membeli sebuah ponsel baru? Atau, mendapatkan CD music saat memeli paket makanan di restoran cepat saji? Kedua hal ini dinamakan dengan bundling.

Teknik bundling membutuhkan pemikiran yang strategis. Karena pelanggan akan melakukan pembelian yang lebih murah jika penggabungan dilakukan secara tidak benar. Agar bundling yang Anda tetapkan tepat guna adalah, cobalah untuk mengabungkan barang tanpa mengurangi nilainya. Pikirkanlah jenis bundling apa yang bisa menarik perhatian calon konsumen.

3. Anchoring harga

Strategi penetapan harga yang ketiga adalah anchoring. Teknik ini memanfaatkan kecenderungan orang untuk menangkap dan menggunakan informasi pertama ketika melakukan pembelian. Mari kita ambil contoh dari penjualan handphone.

Sebagai contoh, Handphone merek A tipe 1 dihargai Rp5.000.000 dan merek A tipe 2 dibanderol dengan harga Rp4.000.000. Secara spesifikasi, kedua tipe tersebut sama. Yang membedakannya adalah ukuran dimensi layar yang lebih besar, RAM lebih besar, dan prosesor yang lebih kencang.

Dengan selisih harga yang sedikit, maka orang akan lebih cenderung untuk membeli handphone tipe 1. Pertimbangannya tentu saja pada ukuran layar dan RAM yang lebih besar, serta prosesor yang lebih kencang. Menempatkan produk premium di dekat produk standar dapat membantu memberikan kesan value produk yang lebih jelas pada konsumen potensial. Mereka akan melihat produk yang standar sebagai pilihan kedua.

Kesimpulan

Sebagai strategi pemasaran, taktik penetapan harga psikologis sangat umum dijalankan. Cara ini sangat ampuh untuk menarik minat pelanggan terhadapa produk yang dijual.

Ingin bisnis Anda berkembang lebih baik? Go digital sekarang juga dengan website toko online by Jejualan. Didukung fitur-fitur istimewa untuk toko online Anda, klik disini untuk informasi lebih lanjut.

 

Send Comment